Setelah percetakan kita semakin berkembang. Orderan kian banyak. Komputerpun sekarang sudah komplit, ada scanner dan printer laser. Apalagi sekarang sudah memperoleh kreditan mesin Toko 820. Akan kewalahan kalau semuanya hanya dikerjakan sendiri dan hanya dibantu oleh isteri dan anak-anak. Kemampuan mereka terbatas. Kita perlu penambahan tenaga. Paling tidak tiga orang, yaitu satu orang tukang setting, satu orang operator mesin toko, satu orang marketing merangkap urusan luar. Bagian keuangan dan administrasi dan pembukuan sementara biar dipegang isteri. Anak-anak biar membantu finishing dan pembantu umum. Tugas kita sekarang menjadi lebih ringan, tidak pontang panting. Kita tinggal mengkoordinir dan mengawasi semua kerjaan sambil menganalisa dan mengkalkulasi setiap orderan yang masuk dan telpon sana sini menindak lanjuti pelanggan-pelanggan baru yang telah berhasil dijaring oleh karyawan bagian marketing.
“Gus ini tolong disetting. Yang ini didulukan.” Kita tidak perlu nyeting lagi. Kan sudah ada si Agus bagian setting. Kita tinggal mengawasi bagaimana kerjanya, bagus tidak, cepat atau lamban. Kalau sudah diprint dan sudah di Acc konsumen, suruh si Kirman bikin master kertas di Ampera. “Cepat ya Man biar segera dicetak. Sama ini beli kertas HVS A4 70 gr tiga rim, Gom 1 lt, tinta Cemani reflex blue 1 kg. Jangan lupa mampir di toko Jaya, tolong ditawari. Bilang dijamin bagus, cepat dan murah.” Sesudah Kirman berangkat, kita samperi si Dudung yang sedang nyetak undangan. Kita lihat hasilnya. “Ini kurang rata dan kurang kereng tintanya Dung. Setelan air dan tintanya kurang pas ini. Coba dibeneri.”
“Pak ini kopinya.” Isteri kita dari belakang membawakan secangkir kopi panas. “ Makasih Bu. Nota-nota dan kwitansi sudah sudah dibukukan? Saldonya berapa Bu?” “Lumayan Pak. Di kas ada Rp 5.575.000,-” “ Bu yang Rp 3000.000,- ditaruh di Bank saja. Sisanya buat operasional hari ini.”
“Fan, notanya sudah selesai jilidnya? Kalau sudah ini tolong disablon. Persis contoh ya.”
“Ok Bos. Yang ini ya Pak settingannya.” Kata Irfan si sulung yang baru lulus SMK. Lumayan dari pada bengong nunggu panggilan kerja kan bisa bantu-bantu di percetakan.
Itulah gambaran percetakan kecil yang kini sudah menggunakan prinsip-prinsip manajemen. Pekerjaan jadi ringan, sistematis, efektif dan efisien, tidak semrawut. Pengerjaan tepat waktu dan hasilnya memuaskan. Semua dapat bekerja dengan maksimal dan tidak stress. Orderan lancar. Pemasukan lancar. Pengeluaran terkendali sesuai kebutuhan perusahaan. Gaji lancar. Ada bonus lagi. Setiap akhir bulan sambil gajian dievaluasi. Sudah sesuai dengan target yang telah ditetapkan atau belum. Kalau belum dicari apa penyebabnya dan bagaimana solusinya. Masing-masing bagian ditanya apa kesan dan pesannya dan bagaimana rencana sebulan ke depan agar ada peningkatan pendapatan, baik perusahaan maupun karyawan. Kalau bulan depan target tercapai, masing-masing memperoleh bonus 5% dari keuntungan bersih plus refresing bersama ke Bonbin. Semua beaya piknik ditanggung perusahaan. Dijamin mereka akan bersemangat meningkatkan kwalitas dan kwantitas kerja masing-masing karena membayangkan pendapatan yang makin meningkat bulan depan.
Sekilas pengeluaran perusahaan jadi membengkak empat kali lipat. Memang, tetapi pemasukannya kan menjadi sepuluh kali lipat. Kalau semua dikerjakan sendiri, sehari dua orderan saja kaki sudah gempor dan stress, pontang-panting ke sana ke mari dan diburu-buru lagi sama konsumen. Kalau sendirian, baik peralatannya komplit maupun tidak pasti tidak sistematis dan tidak efisien kerjanya. Misalnya, dapat orderan cetak nota NCR satu warna. jam 08.00 ambil contoh pesanan ke konsumen. Pulang jam 08.30 langsung nyeting. Kembali ke konsumen ngeproof hasil setingan. Pulang jam 09.00 memperbaiki setingan. Pergi lagi ke tukang bikin master sama beli NCR, kertas samson dan karton buat sampul. Pulang jam 09.30. Mempersiapkan mesin cetak dan mencetak sama nyuci mesin. Selesai jam 12.00. Sejam istirahat. Jam 13.00 mulai mencacah. Selesai jam 14.00. Kemudian dilanjutkan menyusun dan mengelem serta menyampuli. Selesai jam 15.30. Pergi lagi ke tukang potong, menyisir nota NCR yang sudah kita jilid. Pulang jam 16.30. Langsung pergi ke konsumen mengantar nota hasil cetakan kita sama mengambil uang sisa pembayaran. Pulang jam 17.30. Modal Rp 240.000,- Dijual Rp 340.000,- Untung bersih Rp 100.000,- utuh karena tidak harus menggaji karyawan.
Memang dengan merekrut 4 orang karyawan, pengeluaran kita membengkak menjadi empat kali lipat dibanding kalau semua dikerjakan sendirian. Memang, tetapi pemasukannya menjadi membengkak juga bisa sepuluh kali lipat. Dengan tambahan 4 orang karyawan 10 macam orderan bisa dikerjakan bareng. Nyeting, ngeproof, bikin master, belanja kertas, nyetak dan njilid hampir bersamaan karena dilakukan secara estafet. Agus selesai nyeting kop surat lansung diserahkan ke Kirman untuk diproof dan dibikin master. Agus tidak diam melainkan langsung mengerjakan setingan berikutnya. Demikian pula Kirman, setelah master dan kertas diserahkan ke Dudung untuk dicetak, maka Kirman lansung pergi lagi bikin master dan belanja kertas untuk orderan berikutnya. Demikian pula Dudung dan Irfan tidak sempat santai, karena setelah selesai mengerkjakan orderan yang satu langsung ganti mengerjakan orderan berikutnya. Makanya sehari bisa menyelesaikan 10 orderan atau lebih. Keuntunganpun dalam sehari bisa sepuluh kali lipat lebih pula
.
Demikianlah mengapa setiap usaha memerlukan managemen yang benar untuk pengembangan usaha ke depan. Tanpa managemen yang benar, maka perusahaan bukannya untung malah buntung.
Play online casino games - AprCasino
BalasHapusPlay online casino games. To play a game, visit the website to select from the 온라인 카지노 사이트 options on the homepage. Play on the casino website, then click on the